Sepi..
Sepi
bukan tentang bagaimana dirimu sendiri
Tapi,
sepi itu ketika jasmani dan rohani tak ada interaksi
Berpandangan
sempit dan Ruang lingkup pun terbatas.
Yah,
Begitulah kenyataannya. Setidaknya aku tak memakai tata bahasa kiasan atau
sesuatu yang menyusahkan.
Manusia dengan 50% logika dan 50%
hati itu menyusahkan diri
Dimana laki-laki kebanyakan
berlogika sedangkan wanita sebaliknya.
Mungkin ini berdampak dalam diriku
Sehingga menciptakan pribadi yang
penuh ragu-ragu
Dimana logika seharusnya menolak
tetapi hati terselip “Mohon bergerak!”
Pernah
kudengar dari suatu majelis pertemuan
“
Tidak sopan ketika kamu memasuki suatu majelis/organisasi dimana didalamnya
setiap orang mengerjakan sesuatu dengan sepenuh hati sedangkan dirimu hanya
setengah hati”
Kusadar
tak ada jalan memutar
Mengulang
perjuangan dari awal memang membosankan, kan?
Apa yang membuatmu rela melakukan
sesuatu?
Ya, itulah “Tulus”.
Setiap orang pasti mempunyai
definisi “Tulus” masing-masing
Begitupun diriku.
Sungguh,
mengamatimu dari jauh
Serta
memastikan engkau baik-baik saja
Adalah
sebagian dari caraku bahagia.
Sudah
kubilang, tak ada jalan memutar, kan?
Mulai kutulis sesuatu berangan besar
Tidak dengan sebatang kanvas maupun
secarik kertas
Melainkan kuceritakan semua tentangmu
dengan Sang Pencipta.
Dimana Dialah yang sanggup
membalikkan hati dan membutakan mata.
Jika
suatu ketika tak sampai pada suatu rencana
Bersedih
lagi bukan menjadi pilihan kita.
Tidak
salah, justru menguatkan.
Dan
ingatlah, Sang Pencipta selalu membelaimu tanpa bosan
- Jika Tulus, Tulis -
Komentar
Posting Komentar